I. Mereka yang terpilih
Langit biru begitu luas terbentang, dari ufuk cakrawala tersirat semburat merahsona cahaya mentari. Angin gunung berhembus kencang menerpa pucuk-pucuk pohon kelapa yang banyak tumbuh di daerah ini. Sebuah pelataran tanah lapang yang luas dengan gugusan bukit-bukit gersang yang mengelilingi telah menjadi saksi alam msa tiga tahun silam.
Gunung, bukit, pohon, sungai dan rerumputan hijau itu begitu indah terlihat disaat pertama kali kami dating, lain halnya dengan bagi mereka yang kurang beruntung di tahun 1996, di hari itu semua keceriaan sirna, semua tawa terpendam, semua tawa tertutup, dan mereka semua tertunduk dalam kesedihan dan menghantar mereka menaiki bus hingga ke tempat asal mereka.
Saat itu hanya satu kalimat terucap dari bibir kelu seorang sahabat sejati, “ Selamat Jalan Kawan, nasib yang telah memisahkan kita, semoga engkau lebih sukses tahun depan, kumohon doa tulus untuk selalu menemani dalam mengikuti pendidikan disini. “
Hari itu 1110 Catar terpilih untuk menjadi Calon Prajurit Taruna atau Capratar. Mereka terdiri dari 352 Matra Darat , 253 Matra Laut , 150 Matra Udara dan 355 Matra Kepolisian. Mereka mulai lembaran baru dalam lembaga pendidikan ketarunaan. Bumi pelempungan menyaksikan semuanya,memperhatikan setiap insane yang berpijak padanya. Ian pun turut mersakan sebuah kegembiraan yang terpancar dalam senyum dan tawa mereka yang berhasil. Akan tetapi bumi pelempungan tetap diam membisu, sama seperti berpuluh-puluh tahun yang lalu.
II. Masa orientasi Prabhara
Masa orientasi telah dating,semua capratar dari masing-masing matra haruslah berpisah untuk sementara waktu guna mengikuti pengenalan matra masing-masing di Akademi Angkatan dan POLRI.
Siang itu 355 Capratar Akademi Kepolisian angkatan 1996 diberangkatkan dengan bus menuju Bumi Bhayangkara, Akademi Kepolisian. Tiba disana kami telah disambut oleh senior-senior kami dengan beragam acara tradisi dari Gerbang Tanggon Kosala sampai Lapangan Resimen Taruna dan Siswa. Saat itu segalanya tampak begitu asing bagi kami karena memang inilah kali pertama bagi kami seluruhnya menginjakkan kaki disini. Udara yang terasa panas, jalanan panjangdan berliku dengan kanan kiri yang masih penuh dengan belukar, gedung - gedung yang saling berjauhanj serta taruna – taruna senior kami yang berjajar rapi di kanan kiri jalan. Diantara mereka nampak ada yang dengan santai terlihat ramah, ceria, dan tertawa tawa., ada pula yang terlihat tegas, diam, tegap berdiri dengan sesekali menegur taruna lainnya, ada pula yang benyanyi sekeras – kerasnya sambil bertepuik tangan dengan semangat. Mengapa taruna berbeda – beda ? demikian piker kami saat itu.
Kami lihat segala kejanggalan itu, tapi memang semuanya masih serba asing dan gelap hingga tak pernah terbayangkan tantangan di depan yang akan kami hadapi dan kehidupan macam apa yang harus kami jalani. Waktu dua minggu telah kami lewati dengan dalam masa orientasi Prabhara 1996 dan cukup memberikan kesan awal yang cukup sulit diceritakan, Setidaknya saat kami kembali ke lembah Tidar untuk pendidikan dasar bagi Capratar. Selama Prabhara itu, banyak yang berkesan bagi kami Stress, tekanan mental, kecepatan gerak, kecekatan dalam kegiatan, kehidupan flat malam hari, kegiatan lain yang padat dan melelahkan serta Rumor KSA masih terngiang-ngiang di telinga kami. Namun demikian semua itu membuat kami makin tegar untuk menghadapi pendidikan dasar Chandradimuka karena kantong kanan kiri, didalam kaos kaki, didasar sepatu, dan tempat-tempat tersembunyi lainnya ada terselip “ sesuatu” dari kakak asuh kami sebagai bekal kehidupan kami selama Chandradimuka.
Terimakasih kakak asuh, Mbah mentor dan Buyut Mentor atas wejangan, cerita dan trik-trik hebat juga minyak-minyaknya. terima kasih juga kepada senior kami yang sengaja jaga serambi saat itu yang malam-malam memberikan kami es, extra joss, snack dsb. Kami Capratar 1996 siap mengikuti CHANDRADIMUKA.
III. SELAMAT DATANG DI KAWAH CHANDRA DIMUKA
Masa Orientasi Prabhara sudah usai dan pagi hari itu 355 Capratar Akademi Kepolisian kembali menghirup udara segar Lembah Tidar. Kicau burung yang merdu menambah semangat sebuah satu lembaran baru. Chandradimuka 1996 sebauh momentum awal kehidupan ala ABRI diperkenalkan.
Hari itu para Capratar matra Kepolisian bergabung dengan Matra lainnya dan terbagi menjadi 3 Batalyon Chandradimuka. Dalam latihan Integrasi Chandradimuka, kita semua diperkenalkan pada kehidupan baru dimana warna militer yang diberikan kepada kita semua diperkenalkan pada kehidupan baru dimana warna militer yang diberikan kepada kita ternyata benar-benar membuat sikap-sikap sipil kita luntur. Satu persatu kenangan masa-masa indah selama di SMA mulai hilang. Dan seiring dengan bergulirnya mentari dalam perputarannya, semua masa yang pernah kami alami Chandradimuka telah mencetak kami menjadi sosok Gatot Kaca Muda yang siap bergabung dengan ABRI untuk mengamankan bangsa dan Negara
Selamat pisah kawan, selamat Berjuang di masing-masing Akademi. Saat itu, saat ini dan saat yang akan datang. Kita akan tetap berintegrasi Bersama dalam tugas suci Negara, Bangsa dan bumi pertiwi
IV. MENITI KEHIDUPAN KORP TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN
13 Nopember 1996, Lembaran baru dibuka, 354 Pratar Akademi Kepolisian dengan resmi telah menjadi warga Resimen Korps Taruna AKPOL. Dari jumlah awal 355 Capratar akhirnya tinggal 354 saja. 1 orang rekan kami sakit dan harus kami tinggalkan. Tidak banyak yang berubah selama kurun waktu tiga setengah bulan hanya yang jelas berbeda saat itu adalah pandangan para Taruna Senior, berbeda sekali saat Orientasi Prabara. Tatapan mata mereka lebih tajam, sedikit saja salah kami selalu dapat teguran. Tapi semua itu baru permulaan dan para Pratar pun belum mengambil pusing karena masih hanyut suasana Wisuda Jurit.
Suasana itu berubah ketika apel malam pertama diambil, ketika para orang tua telah kembali, ketika adik kakak, dan rekanita telah meningglkan kami sendiri, 21.00 WIB Apel dimulai, saat itu semua membisu dan Pratar mulai menyadari bahwa mereka tinggal sendiri, senasib sepenanggungan, tak tahu apa yang akan terjadi, tak pernah membayangkan seperti apa Kehidupan Resimen Korps Taruna.
Detik, meniti jam, Hari Minggu dan bulan bergulir dengan cepat. Walaupun ada kenangan yang tragis yang menghebohkan yang mengakibatkan landing session pertama, kedua dan ketiga. Tragedi Kadga asalah sebuah salam perkenalan kehidupan malam Resimen yang keras membuat tidur kami tak nyenyak, membuat pandangan kami terhadap Taruna Senior berubah 180 derajat. Pada awalnya kehidupan Resimen Korps Taruna dengan segala aturan dan norma baik itu yang tertulis dalam perduptar maupun yang tersirat dalam tradisi-tradisi Korps Taruna terasa sangat berat. Tapi dengan modal tekad, doa dan bimbingan dari kakak asuh, senior dan pokkokorrps kami, kami tetap melangkah meningkat pangkatnya menjadi Kopral Taruna. Dan kami telah mendapatkan nama yang berasal dari wakil Gubernur Akademi Kepolisian Brigadir Jenderal Polisi Drs. Djamaluddin Edy Danusyam, kami adalah Batalyon XXXI Akpol ENDRA DHARMALAKSANA yang berarti Pemimpin yang jujur dan Bijaksana. Semoga kami dapat menjadi Pemimpin yang jujur dan Bijaksana sesuai dengan nama kami.
Seiring dengan perjalanan panjang melelahkan bagaikan seleksi alam, Batalyon Endra Dharmalaksana telah kehilangan 18 Rekan kami baik yang harus turun tingkat, dikembalikan ke masyarkat maupun yang kembali kepada Yang Maha Kuasa.
Begitu banyak gemblengan, asuhan dan bimbingan yang kami terima yang mengharuskan kami untuk menjadi Figur Perwira POLRI yang mandiri, demokratif, Propesional serasa menjunjung tinggi HAM dalam menjalankan tugas. Masa-masa berta didalam Resimen masih lebih berat kondisi Bnagsa dan Negara saat itu. Reformasi total sebagai akibat dan krisis yang berkepanjangan merupakan cetusan keinginan masyarakat yang menginginkan Supremasi Hukum dan sebagai Konsekuensinya, Masyarakat Menuntut POLRI yang Mandiri.
1 April 1999 secara resmi POLRI Mandiri. Hal ini ditinjak lanjuti dengan Mandirinya Akademi Kepolisian dari AKABRI pada tanggal 10 April 1999. semangat Reformasi ini melekat kuat di dada kami. Kepada Masyarakat Indonesia, kami siap mengabdi !!!!